Cara Membuat Media Tanam Anggur Super Subur
Cara membuat media tanam anggur
Cara membuat media tanam untuk tanaman anggur - Teman teman pecinta anggur kali ini kita akan membahas tentang cara pembuatan media anggur yang baik. Menanam anggur di pekarangan rumah kini semakin diminati, baik sebagai tanaman hias merambat maupun sebagai sumber buah segar yang menyehatkan. Namun, agar tanaman anggur bisa tumbuh subur dan berbuah lebat, salah satu kunci utamanya adalah mempersiapkan media tanam yang tepat. Media tanam tidak hanya menjadi tempat akar berkembang, tetapi juga berperan penting dalam menyediakan unsur hara, menjaga kelembaban, dan memastikan sirkulasi udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
Banyak orang mengira bahwa anggur hanya bisa tumbuh optimal di tanah kebun yang luas, padahal dengan media tanam yang tepat, anggur juga bisa ditanam di pot atau polybag. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah mudah dalam menyiapkan media tanam yang ideal untuk tanaman anggur, sehingga kamu bisa menikmati hasil panen buah anggur sendiri di rumah.
Bahan - Bahan Yang Di Butuhkan Untuk Membuat Media Tanam Antara Lain :
1. Kohe sapi / kambing opsional sesuai bahan yang tersedia di daerah masing masing ( 1 Karung ukuran 20 kg )
2. Sekam Bakar ( Satu ember ukuran kecil )
3. Pelepah / kedebog pisang ( Tidak usah Banyak - banyak hanya setengah batang saja)
Tahapan - Tahapan Pembuatan Media Tanam
1. Pertama - tama gemburkan tanah yang akan di tanami pohon anggur dan tidak perlu dibuat lubang
2. Kemudian Kohe sapi di aduk rata dicampur dengan tanah
3. Pemberian sekam bakar lalu aduk sampai merata
4. Lalu pemberian pelepah pisang, yaitu dengan cara di cacah kecil kecil lalu di aduk dengan media tanam .
Kenapa kita menggunakan pelepah pirang? karena pelepah pisang itu kaya akan kandungan Phospat. Posphat itu sangat baik untuk tanaman.
Lalu ada satu rahasia dari pembuatan media tanam yang kami gunakan dalam membuat media tanam anggur ini yaitu dengan pemberian bakteri trichoderma, gliocladium, lactobacillus, dan lain lain dengan menggunakan bahan bahan berikut ini. Bahan bahan yang dibutuhkan antara lain yaitu anfus, EM4 dan juga tetes tebu atau gula.
Pemberian mikroorganisme seperti Trichoderma, Gliocladium, dan Lactobacillus pada tanaman memiliki banyak manfaat penting dalam mendukung pertumbuhan dan ketahanan tanaman. Trichoderma berperan sebagai agen hayati yang mampu melawan jamur patogen di tanah, merangsang pertumbuhan akar, serta meningkatkan penyerapan nutrisi oleh tanaman. Gliocladium juga berfungsi sebagai pengendali hayati yang efektif dalam menekan pertumbuhan jamur penyebab penyakit tanaman, sekaligus memperbaiki kesehatan akar dan kualitas tanah. Sementara itu, Lactobacillus membantu mempercepat proses dekomposisi bahan organik, menghasilkan senyawa antimikroba yang dapat menekan patogen, serta memperbaiki keseimbangan mikroba di sekitar akar sehingga tanaman lebih sehat dan tahan terhadap stres lingkungan. Selain itu, bakteri bermanfaat lainnya seperti Bacillus, Azotobacter, dan Pseudomonas juga mampu meningkatkan ketersediaan nutrisi dan merangsang pertumbuhan tanaman melalui produksi hormon alami. Kombinasi mikroorganisme ini sangat berperan dalam menciptakan lingkungan tanah yang subur, sehat, dan mendukung produktivitas tanaman secara berkelanjutan.
Cara Pengaplikasian Anfus dan EM4
Anfus dan EM4 merupakan produk hayati yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tanah dan tanaman. Cara pengaplikasian Anfus biasanya dilakukan dengan menaburkan produk ini langsung ke sekitar pangkal batang tanaman dengan dosis sekitar 5–10 gram per tanaman, atau dicampurkan dengan pupuk organik dan ditebar merata di lahan sebelum tanam. Setelah aplikasi, tanah sebaiknya disiram secukupnya agar jamur bermanfaat seperti Trichoderma dan Gliocladium yang terkandung di dalam Anfus dapat aktif bekerja melindungi tanaman dari serangan patogen di tanah sekaligus memperbaiki struktur tanah. Pengaplikasian Anfus ideal dilakukan saat pengolahan lahan, saat pindah tanam, atau setelah pemangkasan untuk menjaga ketahanan tanaman.
Sementara itu, EM4 diaplikasikan dalam bentuk larutan yang dicampur dengan air bersih, biasanya 10–20 ml EM4 per 1 liter air, ditambah 1–2 sendok makan molase atau gula merah cair untuk mengaktifkan mikroba. Larutan ini bisa disiram langsung ke tanah di sekitar tanaman atau disemprotkan ke bagian daun. Penyiraman larutan EM4 ke tanah bermanfaat untuk memperbaiki mikrobiota tanah, mempercepat penguraian bahan organik, dan meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman. Sedangkan penyemprotan ke daun membantu memperkuat ketahanan tanaman dari serangan penyakit. Aplikasi EM4 sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 7–14 hari sekali, baik di pagi maupun sore hari, untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam mendukung pertumbuhan tanaman secara alami dan berkelanjutan.